Waspadai Makanan Berlemak Jenuh Tinggi




Tahukah Anda bahwa sebagian besar kolesterol dalam darah kita bukan berasal dari makanan yang mengandung kolesterol tinggi? Tapi, kolesterol justru berasal dari asupan makanan berlemak jenuh yang nantinya diproses tubuh? Artinya, semakin banyak mengonsumsi makanan berlemak jenuh, maka produksi lemak jenuh pun semakin menumpuk. 


Karena itu, perhatikan konsumsi lemak harian. Kita harus menjaganya agar tak lebih dari 25% total kalori per hari. Dari persentase itu, buat lagi perbandingan konsumsi antara lemak tak jenuh ganda, lemak tak jenuh tunggal, dan lemak jenuh. Para ahli menyarankan rasio 2:2:1. 

"Lemak jenuh memiliki bagian yang sedikit sekali, karena merupakan cikal bakal penimbunan lemak di tubuh," kata Dr. Diani Adrina, Sp.GK., spesialis gizi RS. Mitra Kemayoran. "Lemak jenuh juga menjadi bahan utama pembentukan kolesterol, terutama LDL atau kolesterol jahat. Dan berpotensi menyebabkan penimbunan lemak, khususnya di jantung dan hati."

Nah, untuk memenuhi rasio tersebut, kita dapat menyiasatinya dengan memilih minyak goreng dan jenis makanan yang tepat. Perbanyaklah mengonsumsi ikan laut yang kadar lemak jenuhnya rendah. Sedangkan pada saat makan ayam, singkirkanlah kulitnya.

Seperti dilansir Prevention baru-baru ini, daging merah juga banyak mengandung lemak jenuh. Jadi bila mengolahnya, sebaiknya tanpa menggunakan minyak atau santan. Lebih baik lagi, jika kita membungkus atau membuat sayur bening, seperti sup. Pilih daging khas yang mengandung lemak lebih sedikit.

Jika Anda menyajikan makanan sebesar 200 kalori, kandungan lemak jenuhnya tidak boleh lebih dari 2 gram. Jika dalam sehari total kalori yang kita makan sebesar 1.600, maka kandungan maksimal lemak jenuhnya adalah 17,5 gram. Untuk memudahkan hitung-hitungan kalori Anda, gunakan kalkulator kalori.



liputan6.com