Permainan Tradisional Indonesia Yang Sarat Filosofi

 Permainan Tradisional Yang Sarat Filosofi, Nomor 5 Favorit Banget!

Permainan Tradisional Yang Sarat Filosopi, Nomor 5 Favorit Banget!

Kali ini, kita buka kenangan yang isinya gelak tawa dan suasana gembira saat bermain dengan teman-teman, menghabiskan waktu dengan permainan tradisional. Permainan yang semakin jarang dimainkan oleh generasi era milenium, yang sudah sejak brojol dijejali dengan kemajuan teknologi. Dan perubahan gaya hidup yang sudah banyak berubah, ikut mempengaruhi dari langkanya permainan ini di jaman sekarang.

Berbeda dengan jaman ane masih anak-anak, segala keseruan saat bermain bersama teman-teman adalah kenangan indah yang membekas dalam ingatan. Kebersamaan dan hiruk pikuk saat bermain kadang membuat kita lupa waktu.

Tapi permainan tradisional itu bukan sekadar seru-seruan saja, ada filosofi mendalam dan memiliki makna yang sangat dalam.

Penasaran filosofi apa yang ada dalam permainan tradisional ini? 

1. Congklak

Permainan Tradisional Yang Sarat Filosopi, Nomor 5 Favorit Banget!


Congklak adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang secara berganti-gantian. Alat yang dipakai berupa kayu yang berlubang, dan masing-masing mempunyai "lumbung" tempat menyimpan hasil.

Filosofi dari permainan ini adalah kita diajarkan supaya tidak menghabiskan harta yang kita punya, tapi mengkalkulasinya dengan baik hingga bisa memperbanyak hasil lumbung kita.

Dan di sisi lain, meski kita sibuk dengan segala perencanaan untuk mengelola harta kita, sikap berbagi tetap harus dilakukan, yaitu dengan mengisi lubang lawan sesuai dengan aturannya. eits tapi agan ngga boleh mengisi lumbung lawan lho.

Nah dari situ kita bisa mengambil pelajaran bahwa untuk membantu sebaiknya tidak  memberi langsung hasilnya, beri mereka kail, agar mereka bisa memancing ikan.

Dan di permainan ini, menurut ane nih ya, selain nasib baik, kalo agan sista jago berhitung, kesempatan untuk menang bisa lebih besar.


2. Lompat Tali


Permainan Tradisional Yang Sarat Filosopi, Nomor 5 Favorit Banget!



Tali yang dipakai dalam permainan ini terbuat dari karet yang dijalin hingga panjang, hingga lumayan elastis ketika dipakai bermain. Cara mainnya pun cukup mudah, setiap orang harus melompati tinggi dari karet yang dibentangkan, setiap berhasil melewati rintangannya tinggi karetnya pun menjadi semakin naik.

Filosofi dari permainan ini adalah, bahwa semakin kita tumbuh dewasa, rintangan dan tantangan hidup kita pun semakin bertambah. Dan dalam melewati rintangan itu, adakalanya kita bisa dan ada kalanya kita gagal. seperti juga hidup, dan dalam permainan ini juga kita belajar untuk tidak cepat menyerah, karena akan ada waktunya, kita bisa melewati rintangan-rintangan itu. Bahwa semua akan indah pada waktunya.


3. Galasin

Galasin ini kalo dimainkan bakalan riuh banget gansist. mulai dari teriakan tim satu dengan tim lainnya yang saling mengarahkan temannya agar tetap menjaga posisi, baik sebagai penyerang atau yang sedang melakukan pertahanan.

Belum lagi sorak sorai tim hore dari pinggir garis yang kadang komennya suka lebih pedes dari netizen.

Cara bermainnya, setiap tim berusaha menghadang tim lawan agar jangan sampai berhasil menerobos pertahanan. Dengan gerakan bergeser ke kanan dan ke kiri, mengikuti garis yang sudah dibuat sebagai acuan. Lalu apa filosofi dari permainan ini?

Ternyata filosofinya adalah sebuah kerjasama yang baik akan membuahkan  hasil yang memuaskan. Seperti hidup kita yang pasti perlu bantuan orang lain kan? Dan jangan lupa, filosofi lainnya adalah akan selalu ada pintu yang terbuka, saat menemukan pintu yang tertutup. Jadi jika dalam hidup agan mendapati pintu yang tertutup, yakinlah akan ada pintu lain yang  terbuka dan menjadi penyelesaian dari masalah kamu.


4. Engklek

Permainan Tradisional Yang Sarat Filosopi, Nomor 5 Favorit Banget!


Agan Sista tau ngga kalo engklek rupanya sudah ada dari jaman Romawi. Kemudian pada masa penjajahan Belanda, permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak mereka dan diperkenalkan pada anak-anak nusantara pada jaman itu.

Cara bermainnya adalah melompati kotak demi kotak, sambil melempar batu ke satu kotak sebagai "rumah", dan melompati tiap kotaknya tanpa menginjak "rumah" milik orang lain.

Filosofi dari engklek ini adalah bahwa untuk bisa sampai ke puncak, kita perlu bekerja keras dan jangan lupa untuk tetap menghargai hali karya orang dengan cara tidak mengganggunya. karena mereka pun membangunnya dengan susah payah.


5. Petak Umpet

Permainan Tradisional Yang Sarat Filosopi, Nomor 5 Favorit Banget!


Di Bandung, permainan ini namanya ucing sumput, yaitu petak umpet dalam bahasa sunda.

Cara bermainnya kita pasti sudah tau, ada yang jaga dan ada yang bersembunyi. Pada saat anak yang jaga menutup mata dan mulai berhitung, anak yang lain berlarian mencari tempat aman untuk bisa bersembunyi.

Setelah hitungannya selesai, maka anak yang jaga mulai mencari dan apabila menemukan seseorang maka dia akan berteriak "hong" sambil menepuk dinding atau pohon tempat awal tadi dia berhitung dan menutup mata, begitu terus menerus sampai semua akan ditemukan.

Permainan ini mempunyai filosofi, tentang kematian. Diibaratkan kita yang berhasil ditemukan adalah kita yang telah dijemput oleh kematian, sekaligus mengajarkan bahwa semua yang ada di dunia ini adalah sementara, semua akan pulang ke kampung akhirat, menghadap pada yang Maha Pencipta. 

Gimana gansis, mantab jiwa kan filosofinya. Banyak hal besar yang bisa kita lihat dari hal yang mungkin kita anggap sepele. Mungkin masih banyak filosofi yang bisa agan sista lihat dalam permainan atau apapun itu. Jadikan pemicu untuk menjadi manuisa yang lebih baik lagi, lebih bermanfaat lagi, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat buat saudaranya.

Komentar

  1. jasper tioner pole jasper tioner pole jasper tioner pole
    jasper tioner pole jasper tioner ford edge titanium pole jasper citizen super titanium armor tioner pole jasper tioner pole jasper tioner 포커 족보 pole rocket league titanium white jasper tioner pole jasper tioner titanium jewelry pole jasper tioner pole jasper

    BalasHapus

Posting Komentar